Perhitungan daya dukung tiang bor pada dasarnya
mengikuti rumus umum yaitu diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan
selimut, perhitungan ini yang dinyatakan dengan rumus berikut :
Qu = Qp + Qs - Wp
Dimana :
Qu =
Daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp =
Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs =
Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp =
Berat pondasi tiang (ton)
Untuk menghitung besarnya daya dukung ultimit
pada ujung tiang bor dapat dinyatakan dengan rumus :
Qp =
qp x A
Dimana :
Qp =
Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
qp =
Tahanan ujung per satuan Luas (ton/m2)
A =
Luas penampang tiang bor (m2)
Pada tanah kohesif besarnya tahanan
ujung per satuan luas (qp), dapat diambil sebesar 9 * Kuat geser tanah (Su),
sedangkan untuk tanah non kohesif Reese menggusulkan korelasi antara qp dengan
Nspt seperti pada gambar berikut ini
Gambar
1. Tahanan Ujung ultimit
pada tanah non-kohesif (Reese & Wright, 1977)
Sedangkan untuk menghitung daya dukung
seimut dapat dinyatakan dengan rumus
Qs =
fs x L x P
Dimana :
Qs =
Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs =
gesekan selimut tiang (ton/m2)
L =
panjang tiang (m)
P =
Keliling penampang tiang (m)
Menurut Reese dan Wright, gesekan
selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat
geser tanah. Untuk tanah kohesif gesekan selimut tiang dapat mengunakan formula sebagai berikut :
fs =
a x cu
Dimana :
a =
faktor adhesi
cu =
kohesi tanah (ton/m2)
Berdasarkan hasil penelitian reese,
faktor koreksi terhadap adhesi (a) dapat diambil sebesar 0.55, sedangkan untuk
tanah non-kohesif nilai fs dapat diperoleh dari korelasi langsung dengan Nspt.
Gambar
2. Hubungan Tahanan selimut ultimit terhadap NSPT (Wright, 1977)
Keterangan : untuk mencari kuat geser tanah (Su) dapat
diperoleh dari korelasi Nspt
Gambar
3. Perkiraan Hubungan NSPT vs. Su (Terzaghi & Peck,
1967; Sowers, 1979)