Hidup penuh perjuangan

Senin, 17 April 2017

Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena pendinginan, permukaannya membeku maka terjadi batuan beku. Karena proses fisika (panas, dingin, membeku dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi butiran-butiran tanah (sifat-sifatnya tetap seperti batu aslinya : pasir, kerikil, dan lanau) oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan menjadi lapuk sehingga menjadi tanah dengan sifat berubah dari batu aslinya.
Oleh proses alam, Batuan dapat menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran, dan tanah bisa menjadi batu karena proses pemadatan, sementasi. Batuan juga bisa menjadi batu jenis lain karena panas, tekanan, dan larutan. Batuan berdasarkan proses pembentukannya dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu  :
1.    Batuan beku
2.    Batuan sedimen
3.    Batuan metamorf
A.  Batuan Beku.
Batuan beku adalah batuan keras yan terbentuk dari magma yang keluar dari perut bumi dan membeku karena proses pendinginan, karena itu, batuan beku juga disebut sebagai bekuan.
Batuan beku juga dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan beku dalam, batuan beku dalam atau batuan beku plutonik terbentuk karena proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara lambat, sehingga biasanya berbentuk kasar dan mengkristal atau holokristalin. Contohnya, magma mengalir dan meresap ke dalam lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan membeku di lapisan-lapisan tersebut. Contoh batuan beku dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.
2.      Batuan beku luar, Batuan beku luar atau batuan beku vulkanik terentuk karena adanya proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara cepat, sehingga bentuknya halus dan tidak mengkristal atau kristalnya sangat halus. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, dan basalt.
3.      Batuan beku korok, batuan beku korok terbentuk karena proses penyusupan magma pada celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh karena itu, posisi batuan beku korok biasanya dekat dengan permukaan bumi. Batuan jenis ini juga mengkristal. Beberapa contoh bakuan beku korok antara lain profir granit, profir diorit, dan ordinit.
B.   Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Di antara batuan ini, seringkali ditemukan fosil-fosil.
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan sedimen klastik, batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
2.      Batuan sedimen kimiawi, batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan melalui proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3.      Batuan sedimen organik, batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.
C.   Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau bisa juga disebut batuan malihan adalah suatu batuan yang terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan metamorfosis.
Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan malihan kontak, batuan malihan kontak atau thermal terbentuk karena adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2.      Batuan malihan dinamo, batuan malihan dinamo, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3.      Batuan malihan thermal-pneumatolik, batuan malihan thermal-pneumatolik, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.
Tanah berdasarkan proses pembentukannya tanah dibagi menjadi 2 yaitu tanah sedimen dan tanah residual, tanah sedimen adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan di lokasi lain (Transported Soil) oleh proses alam, misalnya oleh aliran air, angin, dan lain-lain. Biasanya tanah sedimen lebih homogen, terdiri atas lapisan yang berganti-ganti. Contohnya lempung pantai, yang biasanya diselingi oleh lapisan pasir. sedangkan tanah Residual adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan di atas batuan induknya, oleh karena itu biasanya pada tanah residual kuat geser tanah meningkat berdasarkan kedalaman, ini disebabkan oleh bagian tanah yang dekat permukaan telah mengalami pelapukan yang lebih besar dibandingkan dengan tanah di bawahnya.
Tanah terdiri atas butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori dapat terisi udara dan atau air. Tanah juga dapat mengandung bahan-bahan organik sisa atau pelapukan tumbuhan atau hewan. Tanah semacam ini disebut tanah organik.
a.     Perbedaan Batu dan Tanah
Batu merupakan kumpulan butir-butir mineral alam yang saling terikat erat dan kuat. Sehingga sulit untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir butir mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan peralihan antara batu dan tanah disebut Cadas.
b.     Jenis-Jenis Tanah
Berdasarkan ukuran butir tanah, fraksi-fraksi tanah diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      kerikil (gravel) > 2.00 mm
2.              pasir (sand)           2.00 — 0.06 mm
3.              lanau (silt)        0.06 — 0.002 mm
4.      lempung (clay)  < 0.002 mm
Pada kenyataannya tanah terdiri dari beberapa campuran butiran, oleh karena itu tanah di kelompokan berdasarkan campuran butir diantaranya :
1.      Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.
2.      Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa lempung dan lanau.
3.      Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik.
Sedangkan pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak).
2.      Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).

3.      Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik).

Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena pendinginan, permukaannya membeku maka terjadi batuan beku. Karena proses fisika (panas, dingin, membeku dan mencair) batuan tersebut hancur menjadi butiran-butiran tanah (sifat-sifatnya tetap seperti batu aslinya : pasir, kerikil, dan lanau) oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan menjadi lapuk sehingga menjadi tanah dengan sifat berubah dari batu aslinya.
Oleh proses alam, Batuan dapat menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran, dan tanah bisa menjadi batu karena proses pemadatan, sementasi. Batuan juga bisa menjadi batu jenis lain karena panas, tekanan, dan larutan. Batuan berdasarkan proses pembentukannya dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu  :
1.    Batuan beku
2.    Batuan sedimen
3.    Batuan metamorf
A.  Batuan Beku.
Batuan beku adalah batuan keras yan terbentuk dari magma yang keluar dari perut bumi dan membeku karena proses pendinginan, karena itu, batuan beku juga disebut sebagai bekuan.
Batuan beku juga dapat dibedakan berdasarkan tempat magma yang keluar membeku, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan beku dalam, batuan beku dalam atau batuan beku plutonik terbentuk karena proses pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara lambat, sehingga biasanya berbentuk kasar dan mengkristal atau holokristalin. Contohnya, magma mengalir dan meresap ke dalam lapisan-lapisan bumi bagian dalam dan membeku di lapisan-lapisan tersebut. Contoh batuan beku dalam antara lain sienit, granit, diorit, dan gabro.
2.      Batuan beku luar, Batuan beku luar atau batuan beku vulkanik terentuk karena adanya proses pembekuan magma pada permukaan bumi. Biasanya proses pembentukan batuan ini terjadi secara cepat, sehingga bentuknya halus dan tidak mengkristal atau kristalnya sangat halus. Contoh batuan beku dalam antara lain obsidian, liparit, trachit, desit, andesit, dan basalt.
3.      Batuan beku korok, batuan beku korok terbentuk karena proses penyusupan magma pada celah-celah litosfer bagian atas dan kemudian membeku. Oleh karena itu, posisi batuan beku korok biasanya dekat dengan permukaan bumi. Batuan jenis ini juga mengkristal. Beberapa contoh bakuan beku korok antara lain profir granit, profir diorit, dan ordinit.
B.   Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen biasanya berlapis-lapis secara mendatar. Di antara batuan ini, seringkali ditemukan fosil-fosil.
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan sedimen klastik, batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya. Contoh batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
2.      Batuan sedimen kimiawi, batuan sedimen kimiawi terbentuk karena pengendapan melalui proses kimia pada mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk stalaktit dan stalagmit di gua kapur. Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah garam.
3.      Batuan sedimen organik, batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami pengendapan di tempat tertentu. Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar.
C.   Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau bisa juga disebut batuan malihan adalah suatu batuan yang terbentuk dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah berubah wujud. Karena itu, batuan malihan disebut juga batuan metamorfosis.
Batuan malihan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut :
1.      Batuan malihan kontak, batuan malihan kontak atau thermal terbentuk karena adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2.      Batuan malihan dinamo, batuan malihan dinamo, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3.      Batuan malihan thermal-pneumatolik, batuan malihan thermal-pneumatolik, merupakan batuan yang terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, permata, dan topaz.
Tanah berdasarkan proses pembentukannya tanah dibagi menjadi 2 yaitu tanah sedimen dan tanah residual, tanah sedimen adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan di lokasi lain (Transported Soil) oleh proses alam, misalnya oleh aliran air, angin, dan lain-lain. Biasanya tanah sedimen lebih homogen, terdiri atas lapisan yang berganti-ganti. Contohnya lempung pantai, yang biasanya diselingi oleh lapisan pasir. sedangkan tanah Residual adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang kemudian diendapkan di atas batuan induknya, oleh karena itu biasanya pada tanah residual kuat geser tanah meningkat berdasarkan kedalaman, ini disebabkan oleh bagian tanah yang dekat permukaan telah mengalami pelapukan yang lebih besar dibandingkan dengan tanah di bawahnya.
Tanah terdiri atas butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori dapat terisi udara dan atau air. Tanah juga dapat mengandung bahan-bahan organik sisa atau pelapukan tumbuhan atau hewan. Tanah semacam ini disebut tanah organik.
a.     Perbedaan Batu dan Tanah
Batu merupakan kumpulan butir-butir mineral alam yang saling terikat erat dan kuat. Sehingga sulit untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir butir mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan peralihan antara batu dan tanah disebut Cadas.
b.     Jenis-Jenis Tanah
Berdasarkan ukuran butir tanah, fraksi-fraksi tanah diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      kerikil (gravel) > 2.00 mm
2.              pasir (sand)           2.00 — 0.06 mm
3.              lanau (silt)        0.06 — 0.002 mm
4.      lempung (clay)  < 0.002 mm
Pada kenyataannya tanah terdiri dari beberapa campuran butiran, oleh karena itu tanah di kelompokan berdasarkan campuran butir diantaranya :
1.      Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.
2.      Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa lempung dan lanau.
3.      Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-bahan organik.
Sedangkan pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah lempungan = mengandung lempung cukup banyak).
2.      Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).

3.      Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. (sifat tidak baik).