Hidup penuh perjuangan

Kamis, 31 Desember 2015

Salah satu perhitungan daya dukung tiang pancang menggunakan data CPT/Sondir adalah metode schmertmann dan Notingham, seperti halnya perhitungan yang lain pada perhitungan ini daya dukung terdiri dari daya dukung ujung tiang dan selimut tiang, berikut ini adalah formula untuk menghitung daya dukung ujung tiang :
Qp = (qc1+qc2)/2 * Ap 
Dimana :
Qp        = daya dukung ujung ultimate tiang
qcl        = nilai qc rata-rata pada 0.7.D-4.D dibawah ujung tiang
qc2        = nilai qc rata-rata dari ujung tiang hingga 8.D diatas ujung tiang
Ap        = luas proyeksi penampang tiang
Jika pada kedalaman 4.D-10.D ditemui Zona Lunak, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung untuk tanah pasir diambil tidak lebih dari 100 Kg/Cm2 dan untuk tanah kepasiran tidak lebihi dari 75 Kg/Cm2. Gambar 1 menggambarkan perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang pancang.

Gambar 1 Perhitungan daya dukung ujung
Sedangkan untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang maka digunakan formula berikut :
Dimana Ka dan Kc adalah factor reduksi yang tergantung pada jenis alat sondir, kedalaman dan nilai gesekan selimut (fs), dan digunakan sesuai dengan jenis tanah yang sesuai (Ks). Gambar 2 menunjukkan faktor koreksi gesekan selimut tiang pada sondir mekanis. Ks digunakan untuk tanah pasiran sedangkan Kc digunakan untuk tanah lempung.
Apabila tanah terdiri dari beberapa lapisan pasir dan lempung, schmertmann menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun perlu diingat bahwa nilai Ks dan Kc pada persamaan diatas dihitung berdasarkan total kedalaman tiang.                           
Nilai fs dibatasi hingga 1.2 Kg/cm2 untuk tanah pasir dan 1.0 Kg/cm2 untuk pasir kelanauan.

Gambar 2 Faktor koreksi  gesekan selimut pada sondir mekanis
Berikut saya sajikan perhitungan excel untuk perhitungan tiang tunggal menggunakan metode schmertmann dan Notingham, Monggo silahkan download
Sumber : Admin


Salah satu perhitungan daya dukung tiang pancang menggunakan data CPT/Sondir adalah metode schmertmann dan Notingham, seperti halnya perhitungan yang lain pada perhitungan ini daya dukung terdiri dari daya dukung ujung tiang dan selimut tiang, berikut ini adalah formula untuk menghitung daya dukung ujung tiang :
Qp = (qc1+qc2)/2 * Ap 
Dimana :
Qp        = daya dukung ujung ultimate tiang
qcl        = nilai qc rata-rata pada 0.7.D-4.D dibawah ujung tiang
qc2        = nilai qc rata-rata dari ujung tiang hingga 8.D diatas ujung tiang
Ap        = luas proyeksi penampang tiang
Jika pada kedalaman 4.D-10.D ditemui Zona Lunak, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung untuk tanah pasir diambil tidak lebih dari 100 Kg/Cm2 dan untuk tanah kepasiran tidak lebihi dari 75 Kg/Cm2. Gambar 1 menggambarkan perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang pancang.

Gambar 1 Perhitungan daya dukung ujung
Sedangkan untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang maka digunakan formula berikut :
Dimana Ka dan Kc adalah factor reduksi yang tergantung pada jenis alat sondir, kedalaman dan nilai gesekan selimut (fs), dan digunakan sesuai dengan jenis tanah yang sesuai (Ks). Gambar 2 menunjukkan faktor koreksi gesekan selimut tiang pada sondir mekanis. Ks digunakan untuk tanah pasiran sedangkan Kc digunakan untuk tanah lempung.
Apabila tanah terdiri dari beberapa lapisan pasir dan lempung, schmertmann menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun perlu diingat bahwa nilai Ks dan Kc pada persamaan diatas dihitung berdasarkan total kedalaman tiang.                           
Nilai fs dibatasi hingga 1.2 Kg/cm2 untuk tanah pasir dan 1.0 Kg/cm2 untuk pasir kelanauan.

Gambar 2 Faktor koreksi  gesekan selimut pada sondir mekanis
Berikut saya sajikan perhitungan excel untuk perhitungan tiang tunggal menggunakan metode schmertmann dan Notingham, Monggo silahkan download
Sumber : Admin


peraturan pembebanan memang sangat diperlukan bagi seorang perencana, agar perencanaan tersebut sesuai dengan standar maka dibentuk standar, termasuk untuk pembebanan gedung, diantaranya pada peraturan Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung 1987, peraturan ini memang sudah sangat lama, olehkarenanya peraturan terbaru tentang pembebanan ini dikeluarkan kembali dan lebih terperinci SNI tersebut adalah Beban Minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain... monggo  silahkan download

peraturan pembebanan memang sangat diperlukan bagi seorang perencana, agar perencanaan tersebut sesuai dengan standar maka dibentuk standar, termasuk untuk pembebanan gedung, diantaranya pada peraturan Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung 1987, peraturan ini memang sudah sangat lama, olehkarenanya peraturan terbaru tentang pembebanan ini dikeluarkan kembali dan lebih terperinci SNI tersebut adalah Beban Minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain... monggo  silahkan download

Selasa, 29 Desember 2015

Perubahan SNI mulai banyak dilakukan, termasuk SNI baja, dulu SNI baja ini terbit tahun 2002, sekarang sudah muncul yang 2015. Bagi teman-teman yang belum dapat SNI terbaru baja monggo silahkan download 

Perubahan SNI mulai banyak dilakukan, termasuk SNI baja, dulu SNI baja ini terbit tahun 2002, sekarang sudah muncul yang 2015. Bagi teman-teman yang belum dapat SNI terbaru baja monggo silahkan download 

Seperti yang kita ketahui bahwa data ketika kita melakukan pengujian data sondir ada 2 data yang harus di baca dalam manometer pembacaan petama adalah pebacaan daya dukung ujung (qc) dan pembacaan kedua adalah pembacaan gesekan, pembacaan ini kemudian diisi dalam sebuah format pengujian sondir, kedua bacaan ini kemudian di isikan, berikut ini adalah hasil pembacaan pertama dan kedua yang di isikan kedalam format. Berikut ini contoh hasil pengisiannya


Urutan pengisian format tersebut adalah :
  1. Depthadalah kedalaman, kedalaman ini diisi sesuai dengan seberapa dalam pengujian sondir dilakukan dan selang kedalaman ini sebesar 20 cm, karena pembacaan dalam uji ini dilakukan pada selang tersebut
  2. Cw adalah pembacaan pertama manometer
  3. Tw adalah pembacaan kedua pada manometer
  4. Kw adalah pengurangan dari nilai Tw-Cw
  5. qc adalah salinan dari nilai pembacaan pertama manometer (Cw)
  6. Lf adalah nilai Kw x 0.1
  7. LF x 20
  8. JHP (Jumlah Hambatan Lekat) adalah nilai penjumlahan LFx20 nilai diatasnya (zigzag)
  9. FR (Friction Ratio) adalah ((LF/qc)*100)

Biasanya dalam uji sondir data yang disaajikan berupa data qc (Tahanan konus), JHP (Jumlah Hambatan Pelekat) dan FR (Friction Ratio).

Berikut ini area download format uji sondir, monggo silahkan download
Sumber : Admin



Seperti yang kita ketahui bahwa data ketika kita melakukan pengujian data sondir ada 2 data yang harus di baca dalam manometer pembacaan petama adalah pebacaan daya dukung ujung (qc) dan pembacaan kedua adalah pembacaan gesekan, pembacaan ini kemudian diisi dalam sebuah format pengujian sondir, kedua bacaan ini kemudian di isikan, berikut ini adalah hasil pembacaan pertama dan kedua yang di isikan kedalam format. Berikut ini contoh hasil pengisiannya


Urutan pengisian format tersebut adalah :
  1. Depthadalah kedalaman, kedalaman ini diisi sesuai dengan seberapa dalam pengujian sondir dilakukan dan selang kedalaman ini sebesar 20 cm, karena pembacaan dalam uji ini dilakukan pada selang tersebut
  2. Cw adalah pembacaan pertama manometer
  3. Tw adalah pembacaan kedua pada manometer
  4. Kw adalah pengurangan dari nilai Tw-Cw
  5. qc adalah salinan dari nilai pembacaan pertama manometer (Cw)
  6. Lf adalah nilai Kw x 0.1
  7. LF x 20
  8. JHP (Jumlah Hambatan Lekat) adalah nilai penjumlahan LFx20 nilai diatasnya (zigzag)
  9. FR (Friction Ratio) adalah ((LF/qc)*100)

Biasanya dalam uji sondir data yang disaajikan berupa data qc (Tahanan konus), JHP (Jumlah Hambatan Pelekat) dan FR (Friction Ratio).

Berikut ini area download format uji sondir, monggo silahkan download
Sumber : Admin




Berikut ini saya lampirkan petunjuk teknis penggunaan SNI 1729 "Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural". monggo silahkan download


Berikut ini saya lampirkan petunjuk teknis penggunaan SNI 1729 "Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural". monggo silahkan download

Setelah kemarin kita membahas masalah sondir beserta Standar ujinya, sekarang kita akan mencoba membuat grafik sondirnya, grafik ini sangat dibutuhkan ketika kita hendak membuat laporan... laporannya sih dalam bentuk proyek uji ataupun bagi temen-temen mahasiswa untuk laporan praktikum... soalnya kita merasa kesulitan bagaimana membuat grafik sondir ini... yuk kita simak saja bagaimana cara membuatnya. silahkan anda download panduannya ya... area download
Sumber : Gunawanjawwad's blog

Setelah kemarin kita membahas masalah sondir beserta Standar ujinya, sekarang kita akan mencoba membuat grafik sondirnya, grafik ini sangat dibutuhkan ketika kita hendak membuat laporan... laporannya sih dalam bentuk proyek uji ataupun bagi temen-temen mahasiswa untuk laporan praktikum... soalnya kita merasa kesulitan bagaimana membuat grafik sondir ini... yuk kita simak saja bagaimana cara membuatnya. silahkan anda download panduannya ya... area download
Sumber : Gunawanjawwad's blog

Senin, 28 Desember 2015

Dutch Cone Penetration atau yang umumnya disebut Pekerjaan Penyondiran adalah Suatu Pekerjaan yang dilakukan dengan Sederhana dengan alat Sondir /DCPT, Pada pekerjaan ini dilakukan dengan cara Manual yakni dengan menekan Rangkaian Stang/Rods yang pada ujungnya telah terpasang Conus/Biconus dengan alat DCPT Type Bigemenn ataupun Type Goda, dimana dalam Pekerjaan ini Ketelitian atau Keakuratan data berdasarkan Kepiawaian si Pelaksana dimana Pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh Tegak-Lurusnya rangkaian Stang Sondir/Rods, panjang Rods dan Kalibrasi Manometer/Dial DCPT. Tanah keras dalam pengujian ini di deskripsikan berdasarkan nilai consistensi perlawanan konus 200 kg/cm2.
Penyondiran dilakukan dengan maksud untuk mengetahui konsistensi dan kepadatan relatif dari tiap lapisan tanah, disamping itu data sondir dapat digunakan untuk menghitung daya dukung tanah/daya dukung izin untuk pondasi bangunan yang akan dibangun dilokasi project. Alat ini terdiri dari :
·        Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT) dengan Biconus jenis Begemenn dengan kapasitas 200 kg/cm2.
  1.  Memiliki Manometer 2 buah (Kapasitas 0 60 kg/cm2 & 0 200 kg/cm2).
  2. Satu buah Biconus dan satu buah paten conus.
  3. Satu set Angker (4 buah).
  4. Perlengkapan kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer,waterpass dll.
  5. Satu set stang sondir (20 batang) lengkap dengan rod dalam panjang masing-masing satu meter.
  6. Satu set Ambang penahan (ambang panjang dan ambang pendek ).
Pembacaan dilakukan pada setiap interval 20 cm, data yang diperoleh dari hasil pengujian dengan alat Sondir yaitu perlawanan ujung konus (End Resistance, Cone Resistance) dengan symbol Qc dinyatakan dalam satuan kg/cm2 dan Total perlawanan (total resistance) dinyatakan dalam satuan kg/cm2, dan juga dilakukan perhitungan hambatan lekat (skin friction) symbol SF dinyatakan dalam satuan kg/cm2.
Selanjutnya digambarkan dalam bentuk grafik hubungan antara nilai tekanan ujung konus sondir (qc) dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) / ( graphic Dutch Cone Penetrometer test).
Berikut ini saya lampirkan SNI 2827:2008 yang membahas Sondir lebih lengkap, monggo di download

Dutch Cone Penetration atau yang umumnya disebut Pekerjaan Penyondiran adalah Suatu Pekerjaan yang dilakukan dengan Sederhana dengan alat Sondir /DCPT, Pada pekerjaan ini dilakukan dengan cara Manual yakni dengan menekan Rangkaian Stang/Rods yang pada ujungnya telah terpasang Conus/Biconus dengan alat DCPT Type Bigemenn ataupun Type Goda, dimana dalam Pekerjaan ini Ketelitian atau Keakuratan data berdasarkan Kepiawaian si Pelaksana dimana Pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh Tegak-Lurusnya rangkaian Stang Sondir/Rods, panjang Rods dan Kalibrasi Manometer/Dial DCPT. Tanah keras dalam pengujian ini di deskripsikan berdasarkan nilai consistensi perlawanan konus 200 kg/cm2.
Penyondiran dilakukan dengan maksud untuk mengetahui konsistensi dan kepadatan relatif dari tiap lapisan tanah, disamping itu data sondir dapat digunakan untuk menghitung daya dukung tanah/daya dukung izin untuk pondasi bangunan yang akan dibangun dilokasi project. Alat ini terdiri dari :
·        Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT) dengan Biconus jenis Begemenn dengan kapasitas 200 kg/cm2.
  1.  Memiliki Manometer 2 buah (Kapasitas 0 60 kg/cm2 & 0 200 kg/cm2).
  2. Satu buah Biconus dan satu buah paten conus.
  3. Satu set Angker (4 buah).
  4. Perlengkapan kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer,waterpass dll.
  5. Satu set stang sondir (20 batang) lengkap dengan rod dalam panjang masing-masing satu meter.
  6. Satu set Ambang penahan (ambang panjang dan ambang pendek ).
Pembacaan dilakukan pada setiap interval 20 cm, data yang diperoleh dari hasil pengujian dengan alat Sondir yaitu perlawanan ujung konus (End Resistance, Cone Resistance) dengan symbol Qc dinyatakan dalam satuan kg/cm2 dan Total perlawanan (total resistance) dinyatakan dalam satuan kg/cm2, dan juga dilakukan perhitungan hambatan lekat (skin friction) symbol SF dinyatakan dalam satuan kg/cm2.
Selanjutnya digambarkan dalam bentuk grafik hubungan antara nilai tekanan ujung konus sondir (qc) dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) / ( graphic Dutch Cone Penetrometer test).
Berikut ini saya lampirkan SNI 2827:2008 yang membahas Sondir lebih lengkap, monggo di download

Bosen sih nggak. Cuma kadang pegel ati aja. Kok bisa? Iya. Rasanya udah berkali-kali ngasih tahu, tapi kok nggak banyak orang yang sadar. Jadinya kan pegel en dongkol di hati. Kalo ngikutin hawa nafsu mah pengennya pensiun aja dah dari ngasih tahu orang-orang. Kalo ada sintron preman pensiun, mungkin ada juga dai pensiun. Ih, tapi apa iya sekacau itu? Tetapi pas inget bahwa dakwah itu wajib dan pastinya ada tantangan ketika melakukannya, ya alhamdulillah, semangat untuk membuka jalan hidayah bagi orang lain tumbuh terus. Ayo sobat, semangat dakwah!
Sobat gaulislam, edisi ke-427 pekan ini saya akan bahas tema lama, tradisi kuno, yakni momen perayaan tahun baru. Kita seharusnya mulai peka dan peduli. Minimal muncul pertanyaan, “kenapa ya orang mau melakukan perayaan tahun baru?” Atau pertanyaan lain, “Kok mau sih menghamburkan uang beli kembang api, sekadar untuk merayakan tahun baru?” Bisa juga lain kali menanyakan, “Memangnya seorang muslim nggak boleh ya merayakan tahun baru masehi? Bagaimana dengan tahun baru hijriah?” Tak salah juga kemudian bertanya, “Coba itu ya perayaan tahun baru, sekadar pesta-pesta sampai pagi?
Silakan kamu cari jawabannya sendiri ya. Saya cuma memberikan contoh pertanyaan saja. Sebab, saat ini banyak orang sekadar ikut-ikutan merayakan tahun baru. Tak ngerti apa yang dia ikuti itu boleh atau tidak. Malah, karena nggak tahu harus berbuat apa, akhirnya ikut-ikutan aja karena dorongan hawa nafsu memang mengarah ke sana. Apalagi jika perayaan tahun baru itu diberikan iming-iming sebagai momen terbaik yang sayang kalo dilewatkan begitu saja.
Sejarah singkat perayaan tahun baru berbagai bangsa
Sobat gaulislam, kamu perlu tahu bahwa perayaan tahun baru itu terkait dengan budaya atau ritual bangsa-bangsa tertentu. Nggak netral gitu aja. Walau sekarang ada yang mendompleng yakni demi uang alias bisnis dalam merayakan tahun baru. Oya, pentingnya mengetahui sejarah perayaan tahun baru berbagai bangsa, kamu jadi ngeh bahwa sebagai muslim nggak boleh asal ikut-ikutan aja.
Baik, karena informasi seputar sejarah tahun baru berbagai bangsa ini sudah tersebar luas di internet, maka saya sekadar merangkum dan memodifikasi pesannya secukupnya dan mudah-mudahan bisa kamu pahami. Pendek kata, ini sekadar ngopy pendapat orang lain, lalu di-paste di buletingaulislam ini. Insya Allah tetap bermanfaat, karena mungkin kamu nggak bisa akses semua informasi yang bertebaran di dunia maya atau di rak-rak buku di perpustakaan. Semoga hasil yang saya tulis ulang di sini bisa kamu baca dan pahami ya. Ini sebagian besar saya ambil dari tulisan kawan saya dimediaislamnet.
Pertama, perayaan tahun baru umat Yahudi. Agama dan umat Yahudi merayakan tahu baru mereka pada hari ke-1 bulan ke-7 Kalender Ibrani (bulan Tishrei). Mereka menyebut perayaan tahun baru mereka dengan nama Rosh Hashanah, yang berarti “Kepala Tahun”.
Rosh Hashanah ini digunakan umat Yahudi untuk memperingati penciptaan dunia seperti yang ditulis dalam kitab mereka. Mereka merayakannya dengan cara berdoa di sinagog, mendengar bunyi shofar (tanduk). Menyediakan makanan pesta berupa roti challah yang bundar dan apel yang dicelupkan ke dalam madu, juga kepala ikan dan buah delima. Buah-buahan baru disajikan pada malam kedua. Pada Perayaan Tahun Baru ini mereka beristirahat dari aktivitas kerja.
Jika memakai kalender Gregorian (Kalender Masehi), Tahun Baru Yahudi ini dirayakan pada bulan September. Misalnya tahun 2008 M Rosh Hashanah jatuh pada 29 September 2008. Tanggal itu ekivalen dengan tanggal 1 Tishrei 5769 AM (Anno Mundi). Anno Mundi adalah bahasa latin yang artinya “dalam hitungan tahun dunia”, disingkat A.M. karena orang Yahudi menganggap kalender mereka dimulai dari tanggal kelahiran Adam. Menurut perhitungan Kalender Ibrani, tanggal 1 bulan Tishrei tahun ke-1 AM adalah ekivalen dengan hari Senin, tanggal 7 Oktober tahun 3761 BCE dalam Kalender Julian (Kalender Romawi Kuno).
Ketika Panglima Pompey dari Kekaisaran Romawi Kuno menguasai Yerusalem pada tahun 63 SM, orang-orang Yahudi mulai mengikuti Kalender Tradisional Romawi (Kalender Bangsa Romawi yang menjajahnya). Dan setelah berdiri negara Israel pada tahun 1948 M, mulai tahun 1950an M Kalender Ibrani menurun penggunaannya dalam kehidupan bangsa Yahudi sekuler. Mereka lebih menyukai Kalender Gregorian untuk kehidupan pribadi dan kehidupan publik mereka. Sejak tahun 1980-an, bangsa Yahudi sekuler justru mengadopsi kebiasaan Perayaan Tahun Baru Gregorian (Tahun Baru Masehi) yang biasanya dikenal dengan sebutan ”Sylvester Night” dengan berpesta pada malam 31 Desember hingga 1 Januari.
Kedua, perayaan tahun baru bangsa Cina. Bangsa Cina merayakan tahun baru mereka pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari) atau jika memakai kalender Gregorian tahun baru ini terletak antara 21 Januari hingga 20 Februari. Mereka menyebutnya dengan nama Imlek.
Perayaan ini dimulai di hari ke-1 bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Malam Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Ch?x? yang berarti “malam pergantian tahun”.
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Cina sangat beragam. Namun secara umum berisi perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Lampion merah digantung selama perayaan Tahun Baru Imlek sebagai makna keberuntungan. Selama perayaan tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat: “Gong Xi Fa Cai” yang artinya “selamat dan semoga banyak rejeki”.
Tahun Baru Imlek dirayakan oleh orang Tionghoa di Daratan Tiongkok, Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, Jepang (sebelum 1873), Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan tempat-tempat lain.
Ketiga, perayaan tahun baru bangsa Persia. Orang Persia menamakan perayaan tahun baru mereka dengan nama Norouz. Norouz adalah perayaan (hari pertama) musim semi dan awal Kalender Persia. Orang Persia punya Kalender Persia yang didasarkan dari musim dan pergerakan matahari. Kata ”norouz” berasal dari bahasa Avesta yang berarti “hari baru”. Oleh bangsa Persia, hari ini dirayakan pada tanggal 21 Maret jika memakai Kalender Gregorian.
Sejak Kekaisaran Dinasti Arsacid/Parthian, yang memerintah Iran pada 248 SM-224 M, Norouz dijadikan hari libur. Mereka merayakannya dengan mempersembahkan hadiah telur sebagai lambang produktivitas.
Perayaan ini dilakukan oleh orang-orang yang terpengaruh Zoroastirianisme yang tersebar di Iran, Irak, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgystan, Uzbekistan, Kurdistan, Pakistan, Kashmir, beberapa tempat di India, Syria, Kurdi, Turki, Armenia, Kaukasus, Crimea, Georgia, Azerbaijan, Macedonia, Bosnia, Kosovo, dan Albania.
Keempat, perayaan tahun baru bangsa Romawi Kuno. Sejak Abad ke-7 SM bangsa romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali revisi. Sistem kalendar ini dibuat 
berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.
Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian . Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.
Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru. Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan consul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi).
Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar.
Kelima, perayaan tahun baru umat Kristen. Sejak Konstantinus yang Agung menduduki tahta Kaisar Romawi tahun 312 M, Kristen menjadi agama yang legal di Kekaisaran Romawi Kuno. Bahkan tanggal 27 Februari 380 M Kaisar Theodosius mengeluarkan sebuah maklumat, De Fide Catolica, di Tesalonika, yang dipublikasikan di Konstantinopel, yang menyatakan bahwa Kristen sebagai agama negara Kekaisaran Romawi Kuno. Di Abad-abab Pertengahan (middle ages), abad ke-5 hingga abad ke-15 M, Kristen memegang peranan dominan di Kekaisaran Romawi hingga ke negara-negara Eropa lainnya.
Berdasarkan keputusan Konsili Tours tahun 567 umat Kristen ikut merayakan Tahun Baru dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi. Kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal 25 Maret, yakni hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan, sebagai awal tahun yang baru.
Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan tahun kelahiran Yesus sebagai tahun permulaan (tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara tahun 6 dan 4 SM.
Setelah meninggalkan Abad-abad Pertengahan, pada tahun 1582 M Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian. Dinamakan Gregorian karena Dekrit rekomendasinya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Dekrit ini  disahkan pada tanggal 24 Februari 1582 M. Isinya antara lain tentang koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian. Sehingga setelah tanggal 4 Oktober 1582 Kalender Julian, esoknya adalah tanggal 15 Oktober 1582 Kalender Gregorian. Tanggal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah Kalender Gregorian. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.
Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru mereka berbeda dengan gereja Katolik Roma.
Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini, Umat Kristen di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 Januari.
Bagaimana dengan Islam?
Sobat gaulislam, walaupun Kalender Hijriyah telah dipakai resmi di masa pemerintahan Amirul Mu`minin Umar bin Khaththab, namun para sahabat di masa itu tidak berpikir untuk merayakan 1 Muharram (awal tahun Hijriyah) sebagai Perayaan Tahun Baru Islam. Mereka berkonsentrasi penuh untuk mengokohkan penegakkan syariat Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Mereka tidak pernah berpikir untuk mengadakan perayaan yang tidak disyariatkan oleh Islam dan tidak dilakukan oleh Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab, memuliakan Islam bukan dengan cara membuat perayaan tahun baru hijriyah, tetapi dengan mengikuti sunnah nabi, berpegang teguh pada ajaran-ajarannya, dan menjadikannya dasar hukum dan petunjuk untuk menjalani kehidupan.
Sayangnya, pada abad ke-4 H kaum Syiah kelompok al-‘Ubadiyyun dari sekte Ismailiyah yang lebih dikenal dengan kaum Fathimiyun membuat hari raya tahun baru hijriyah. Kelompok ini mendirikan negara di Mesir yang terpisah dari Khilafah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Mereka ingin meniru apa yang ada pada umat Nasrani yang merayakan tahun baru mereka.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR Muslim no. 2669)
Sobat gaulislam, sudah jelas kan bahwa perayaan tahun baru itu bukan berasa dari Islam. Selain itu, hari raya dalam Islam hanya ada dua, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR an-Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178)
Bagaimana dengan kita saat ini? Ah, sudahlah. Nggak usah ikut-ikutan merayakan tahun baru. Sebab, itu tradisi kuno bangsa-bangsa di luar Islam, ngapain kita ikut merayakan? Jauhi, tinggalkan, dan jangan pernah berkeinginan untuk merayakannya.
Sumber : Buletin gaul islam

Bosen sih nggak. Cuma kadang pegel ati aja. Kok bisa? Iya. Rasanya udah berkali-kali ngasih tahu, tapi kok nggak banyak orang yang sadar. Jadinya kan pegel en dongkol di hati. Kalo ngikutin hawa nafsu mah pengennya pensiun aja dah dari ngasih tahu orang-orang. Kalo ada sintron preman pensiun, mungkin ada juga dai pensiun. Ih, tapi apa iya sekacau itu? Tetapi pas inget bahwa dakwah itu wajib dan pastinya ada tantangan ketika melakukannya, ya alhamdulillah, semangat untuk membuka jalan hidayah bagi orang lain tumbuh terus. Ayo sobat, semangat dakwah!
Sobat gaulislam, edisi ke-427 pekan ini saya akan bahas tema lama, tradisi kuno, yakni momen perayaan tahun baru. Kita seharusnya mulai peka dan peduli. Minimal muncul pertanyaan, “kenapa ya orang mau melakukan perayaan tahun baru?” Atau pertanyaan lain, “Kok mau sih menghamburkan uang beli kembang api, sekadar untuk merayakan tahun baru?” Bisa juga lain kali menanyakan, “Memangnya seorang muslim nggak boleh ya merayakan tahun baru masehi? Bagaimana dengan tahun baru hijriah?” Tak salah juga kemudian bertanya, “Coba itu ya perayaan tahun baru, sekadar pesta-pesta sampai pagi?
Silakan kamu cari jawabannya sendiri ya. Saya cuma memberikan contoh pertanyaan saja. Sebab, saat ini banyak orang sekadar ikut-ikutan merayakan tahun baru. Tak ngerti apa yang dia ikuti itu boleh atau tidak. Malah, karena nggak tahu harus berbuat apa, akhirnya ikut-ikutan aja karena dorongan hawa nafsu memang mengarah ke sana. Apalagi jika perayaan tahun baru itu diberikan iming-iming sebagai momen terbaik yang sayang kalo dilewatkan begitu saja.
Sejarah singkat perayaan tahun baru berbagai bangsa
Sobat gaulislam, kamu perlu tahu bahwa perayaan tahun baru itu terkait dengan budaya atau ritual bangsa-bangsa tertentu. Nggak netral gitu aja. Walau sekarang ada yang mendompleng yakni demi uang alias bisnis dalam merayakan tahun baru. Oya, pentingnya mengetahui sejarah perayaan tahun baru berbagai bangsa, kamu jadi ngeh bahwa sebagai muslim nggak boleh asal ikut-ikutan aja.
Baik, karena informasi seputar sejarah tahun baru berbagai bangsa ini sudah tersebar luas di internet, maka saya sekadar merangkum dan memodifikasi pesannya secukupnya dan mudah-mudahan bisa kamu pahami. Pendek kata, ini sekadar ngopy pendapat orang lain, lalu di-paste di buletingaulislam ini. Insya Allah tetap bermanfaat, karena mungkin kamu nggak bisa akses semua informasi yang bertebaran di dunia maya atau di rak-rak buku di perpustakaan. Semoga hasil yang saya tulis ulang di sini bisa kamu baca dan pahami ya. Ini sebagian besar saya ambil dari tulisan kawan saya dimediaislamnet.
Pertama, perayaan tahun baru umat Yahudi. Agama dan umat Yahudi merayakan tahu baru mereka pada hari ke-1 bulan ke-7 Kalender Ibrani (bulan Tishrei). Mereka menyebut perayaan tahun baru mereka dengan nama Rosh Hashanah, yang berarti “Kepala Tahun”.
Rosh Hashanah ini digunakan umat Yahudi untuk memperingati penciptaan dunia seperti yang ditulis dalam kitab mereka. Mereka merayakannya dengan cara berdoa di sinagog, mendengar bunyi shofar (tanduk). Menyediakan makanan pesta berupa roti challah yang bundar dan apel yang dicelupkan ke dalam madu, juga kepala ikan dan buah delima. Buah-buahan baru disajikan pada malam kedua. Pada Perayaan Tahun Baru ini mereka beristirahat dari aktivitas kerja.
Jika memakai kalender Gregorian (Kalender Masehi), Tahun Baru Yahudi ini dirayakan pada bulan September. Misalnya tahun 2008 M Rosh Hashanah jatuh pada 29 September 2008. Tanggal itu ekivalen dengan tanggal 1 Tishrei 5769 AM (Anno Mundi). Anno Mundi adalah bahasa latin yang artinya “dalam hitungan tahun dunia”, disingkat A.M. karena orang Yahudi menganggap kalender mereka dimulai dari tanggal kelahiran Adam. Menurut perhitungan Kalender Ibrani, tanggal 1 bulan Tishrei tahun ke-1 AM adalah ekivalen dengan hari Senin, tanggal 7 Oktober tahun 3761 BCE dalam Kalender Julian (Kalender Romawi Kuno).
Ketika Panglima Pompey dari Kekaisaran Romawi Kuno menguasai Yerusalem pada tahun 63 SM, orang-orang Yahudi mulai mengikuti Kalender Tradisional Romawi (Kalender Bangsa Romawi yang menjajahnya). Dan setelah berdiri negara Israel pada tahun 1948 M, mulai tahun 1950an M Kalender Ibrani menurun penggunaannya dalam kehidupan bangsa Yahudi sekuler. Mereka lebih menyukai Kalender Gregorian untuk kehidupan pribadi dan kehidupan publik mereka. Sejak tahun 1980-an, bangsa Yahudi sekuler justru mengadopsi kebiasaan Perayaan Tahun Baru Gregorian (Tahun Baru Masehi) yang biasanya dikenal dengan sebutan ”Sylvester Night” dengan berpesta pada malam 31 Desember hingga 1 Januari.
Kedua, perayaan tahun baru bangsa Cina. Bangsa Cina merayakan tahun baru mereka pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari) atau jika memakai kalender Gregorian tahun baru ini terletak antara 21 Januari hingga 20 Februari. Mereka menyebutnya dengan nama Imlek.
Perayaan ini dimulai di hari ke-1 bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Malam Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Ch?x? yang berarti “malam pergantian tahun”.
Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Cina sangat beragam. Namun secara umum berisi perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Lampion merah digantung selama perayaan Tahun Baru Imlek sebagai makna keberuntungan. Selama perayaan tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat: “Gong Xi Fa Cai” yang artinya “selamat dan semoga banyak rejeki”.
Tahun Baru Imlek dirayakan oleh orang Tionghoa di Daratan Tiongkok, Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, Jepang (sebelum 1873), Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan tempat-tempat lain.
Ketiga, perayaan tahun baru bangsa Persia. Orang Persia menamakan perayaan tahun baru mereka dengan nama Norouz. Norouz adalah perayaan (hari pertama) musim semi dan awal Kalender Persia. Orang Persia punya Kalender Persia yang didasarkan dari musim dan pergerakan matahari. Kata ”norouz” berasal dari bahasa Avesta yang berarti “hari baru”. Oleh bangsa Persia, hari ini dirayakan pada tanggal 21 Maret jika memakai Kalender Gregorian.
Sejak Kekaisaran Dinasti Arsacid/Parthian, yang memerintah Iran pada 248 SM-224 M, Norouz dijadikan hari libur. Mereka merayakannya dengan mempersembahkan hadiah telur sebagai lambang produktivitas.
Perayaan ini dilakukan oleh orang-orang yang terpengaruh Zoroastirianisme yang tersebar di Iran, Irak, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgystan, Uzbekistan, Kurdistan, Pakistan, Kashmir, beberapa tempat di India, Syria, Kurdi, Turki, Armenia, Kaukasus, Crimea, Georgia, Azerbaijan, Macedonia, Bosnia, Kosovo, dan Albania.
Keempat, perayaan tahun baru bangsa Romawi Kuno. Sejak Abad ke-7 SM bangsa romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali revisi. Sistem kalendar ini dibuat 
berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.
Pada tahun 45 SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender Julian . Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli). Sementara pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis” dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.
Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru. Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan consul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi).
Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar.
Kelima, perayaan tahun baru umat Kristen. Sejak Konstantinus yang Agung menduduki tahta Kaisar Romawi tahun 312 M, Kristen menjadi agama yang legal di Kekaisaran Romawi Kuno. Bahkan tanggal 27 Februari 380 M Kaisar Theodosius mengeluarkan sebuah maklumat, De Fide Catolica, di Tesalonika, yang dipublikasikan di Konstantinopel, yang menyatakan bahwa Kristen sebagai agama negara Kekaisaran Romawi Kuno. Di Abad-abab Pertengahan (middle ages), abad ke-5 hingga abad ke-15 M, Kristen memegang peranan dominan di Kekaisaran Romawi hingga ke negara-negara Eropa lainnya.
Berdasarkan keputusan Konsili Tours tahun 567 umat Kristen ikut merayakan Tahun Baru dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi. Kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal 25 Maret, yakni hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan, sebagai awal tahun yang baru.
Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan tahun kelahiran Yesus sebagai tahun permulaan (tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara tahun 6 dan 4 SM.
Setelah meninggalkan Abad-abad Pertengahan, pada tahun 1582 M Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian. Dinamakan Gregorian karena Dekrit rekomendasinya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Dekrit ini  disahkan pada tanggal 24 Februari 1582 M. Isinya antara lain tentang koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian. Sehingga setelah tanggal 4 Oktober 1582 Kalender Julian, esoknya adalah tanggal 15 Oktober 1582 Kalender Gregorian. Tanggal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah Kalender Gregorian. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.
Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru mereka berbeda dengan gereja Katolik Roma.
Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini, Umat Kristen di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 Januari.
Bagaimana dengan Islam?
Sobat gaulislam, walaupun Kalender Hijriyah telah dipakai resmi di masa pemerintahan Amirul Mu`minin Umar bin Khaththab, namun para sahabat di masa itu tidak berpikir untuk merayakan 1 Muharram (awal tahun Hijriyah) sebagai Perayaan Tahun Baru Islam. Mereka berkonsentrasi penuh untuk mengokohkan penegakkan syariat Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Mereka tidak pernah berpikir untuk mengadakan perayaan yang tidak disyariatkan oleh Islam dan tidak dilakukan oleh Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab, memuliakan Islam bukan dengan cara membuat perayaan tahun baru hijriyah, tetapi dengan mengikuti sunnah nabi, berpegang teguh pada ajaran-ajarannya, dan menjadikannya dasar hukum dan petunjuk untuk menjalani kehidupan.
Sayangnya, pada abad ke-4 H kaum Syiah kelompok al-‘Ubadiyyun dari sekte Ismailiyah yang lebih dikenal dengan kaum Fathimiyun membuat hari raya tahun baru hijriyah. Kelompok ini mendirikan negara di Mesir yang terpisah dari Khilafah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Mereka ingin meniru apa yang ada pada umat Nasrani yang merayakan tahun baru mereka.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR Muslim no. 2669)
Sobat gaulislam, sudah jelas kan bahwa perayaan tahun baru itu bukan berasa dari Islam. Selain itu, hari raya dalam Islam hanya ada dua, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR an-Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178)
Bagaimana dengan kita saat ini? Ah, sudahlah. Nggak usah ikut-ikutan merayakan tahun baru. Sebab, itu tradisi kuno bangsa-bangsa di luar Islam, ngapain kita ikut merayakan? Jauhi, tinggalkan, dan jangan pernah berkeinginan untuk merayakannya.
Sumber : Buletin gaul islam

Apakah PLAXIS itu ?
PLAXIS merupakan piranti lunak (software) berbasis metode elemen hingga untuk analisis deformasi dan stabilitas dalam permasalahan geoteknik. PLAXIS  dikembangkan oleh Delft University, Belanda pada tahun 1987.
Mengapa berbasis metode elemen hingga ?
Seperti telah kita ketahui, tanah merupakan elemen yang memiliki sifat yang rumit seperti non linear, time dependent, anisotropic, dsb. Selain itu perilaku tanah terhadap tegangan juga memberikan karakteristik yang spesifik. Untuk itu, analisis permasalahan geoteknik memerlukan model konstitutif mutakhir yang mampu mensimulasikan kondisi-kondisi tersebut di atas, salah satunya adalah metode elemen hingga .
Kasus-kasus yang dapat diselesaikan dengan PLAXIS?
Semua permasalahan geoteknik dapat dimodelkan dan dianalisis dengan menggunakan PLAXIS seperti slope stability, seepage, konsolidasi, dsb. Selain itu PLAXIS juga dapat memodelkan dan menganalisis struktur geoteknik  dan interaksi tanah dengan struktur seperti pondasi dangkal, pondasi dalam, dinding penahan tanah, angkur, dsb.
Yang harus diperhatikan dalam menggunakan PLAXIS?
Pengguna harus menguasai teori dan konsep mengenai mekanika tanah dan rekayasa pondasi. Hal ini sangat penting karena PLAXIS akan tetap melakukan kalkulasi dan memberikan hasil (output) meskipun input data kita tidak benar.
Contoh analisis kasus Geoteknik dengan PLAXIS
1. Penurunan akibat beban
2. Konstruksi galian di atas muka air
3. Konstuksi tanggul sungai 
4. Galian kering dengan angkur
5. Konstruksi timbunan untuk jalan
6. Konstruksi terowongan dll.



Apakah PLAXIS itu ?
PLAXIS merupakan piranti lunak (software) berbasis metode elemen hingga untuk analisis deformasi dan stabilitas dalam permasalahan geoteknik. PLAXIS  dikembangkan oleh Delft University, Belanda pada tahun 1987.
Mengapa berbasis metode elemen hingga ?
Seperti telah kita ketahui, tanah merupakan elemen yang memiliki sifat yang rumit seperti non linear, time dependent, anisotropic, dsb. Selain itu perilaku tanah terhadap tegangan juga memberikan karakteristik yang spesifik. Untuk itu, analisis permasalahan geoteknik memerlukan model konstitutif mutakhir yang mampu mensimulasikan kondisi-kondisi tersebut di atas, salah satunya adalah metode elemen hingga .
Kasus-kasus yang dapat diselesaikan dengan PLAXIS?
Semua permasalahan geoteknik dapat dimodelkan dan dianalisis dengan menggunakan PLAXIS seperti slope stability, seepage, konsolidasi, dsb. Selain itu PLAXIS juga dapat memodelkan dan menganalisis struktur geoteknik  dan interaksi tanah dengan struktur seperti pondasi dangkal, pondasi dalam, dinding penahan tanah, angkur, dsb.
Yang harus diperhatikan dalam menggunakan PLAXIS?
Pengguna harus menguasai teori dan konsep mengenai mekanika tanah dan rekayasa pondasi. Hal ini sangat penting karena PLAXIS akan tetap melakukan kalkulasi dan memberikan hasil (output) meskipun input data kita tidak benar.
Contoh analisis kasus Geoteknik dengan PLAXIS
1. Penurunan akibat beban
2. Konstruksi galian di atas muka air
3. Konstuksi tanggul sungai 
4. Galian kering dengan angkur
5. Konstruksi timbunan untuk jalan
6. Konstruksi terowongan dll.



Sabtu, 26 Desember 2015

Anda lagi belajar M. Excel... tapi khusus untuk ketekniksipilan?... memang agak susah sih nyari buku M. Excel yang khusus membahas ketekniksipilan, misalnya anda akan membuat garis linear dalam pengujian Aterbereg... susah juga kan... berikut ini saya sediakan buku M. excel yang membahas ilmu khusus di bidang ketekniksipilan... Monggo download

Anda lagi belajar M. Excel... tapi khusus untuk ketekniksipilan?... memang agak susah sih nyari buku M. Excel yang khusus membahas ketekniksipilan, misalnya anda akan membuat garis linear dalam pengujian Aterbereg... susah juga kan... berikut ini saya sediakan buku M. excel yang membahas ilmu khusus di bidang ketekniksipilan... Monggo download

Aduh, lagunya aja bikin hati kita berbunga-bunga, apalagi filmnya? Wow, dijamin bagi remaja yang lagi dimabuk cinta bisa “tentrem” banget. Gimana nggak, meski ceritanya “pasaran”, tapi plotnya menarik. Dimulai dari tengah, kemudian melakukan kilas balik, lalu kembali lagi untuk melanjutkan cerita hingga akhir. Teknik plot seperti ini memang sudah cukup lazim digunakan sekarang, dan Kuch Kuch Hota Hai telah melakukannya dengan cukup baik.
Seperti kebanyakan film India lainnya, Kuch Kuch Hota Hai sarat dengan adegan ngelilingi pohon dan tiang sambil diiringi dengan nyanyian dan tarian. Sebetulnya, film ini boleh dibilang udah kadaluwarsa, Non. Buktinya, film besutan sutradara Karan Johar yang berdurasi 184 menit ini dibuat pada tahun 1997 di negeri asalnya. Namun karena di stasiun televisi Indosiar ditayangkan kembali sampe tiga kali dalam tiga minggu terakhir ini, jadi deh teman-teman remaja yang hobi nonton aksi bintang-bintang Bollywood (Hollywood-nya negeri Tuan Takur) jadi ikutan ber-hmmm…hmmm..hmmm…. (tahu kan yang kita maksud?)
Syair-syair dalam soundtrack-nya aja bikin yang lagi kasmaran “kelenger”, simak ya senandungnya Udit Naryan dan Alka Yagnik ini; Tum paas aaye, yun muskuraaye (kau hampiri diriku, tersenyum manisnya)/ Tumne na jaane kya sapne dikhaaye (tanpa sadari kau berikan impian padaku). Walah, bagi para bujangan atawa para gadis, bisa bikin jantung berdetak dua kali lebih kenceng, tuh.
Sekadar tahu saja, sebab kita yakin deh kamu-kamu udah gaul banget dengan cerita ini. Film yang dibintangi Shahrukh Khan (Rahul), Kajol (Anjali), Rani Mukherjee (Tina) dan Salman Khan (Amman) ini bercerita tentang cinta dan persahabatan. Rahul dan Anjali adalah dua bersahabat semasa kuliah. Teman bermain basket. Rahul yang playboy; Anjali yang tomboy. Keduanya kompak, populer di kampus, dan terlibat hubungan benci-suka yang unik. Terus gimana? Hubungan mereka ‘tercemar’ benih-benih cinta, tapi lucunya keduanya nggak mau mengakui. Keadaan ini makin parah dengan munculnya Tina, mahasiswi baru, putri sang rektor. Singkat cerita Rahul “takluk” oleh Tina, dan tragisnya, Anjali sempat jadi “tempat berlatih” Rahul untuk menyatakan cintanya pada Tina. Sampai di sini kayaknya yang pada nonton udah nyiapin ember buat nampung air mata. Sedih dan tragis emang.
Akhirnya Anjali memilih tak meneruskan kuliah dan meninggalkan Rahul-Tina. Lalu gimana lanjutannya? Well, Tina nyadar kalo dirinya telah memutuskan jalinan cinta Rahul-Anjali. Rahul-Tina jadi menikah, tapi akhirnya Tina meninggal saat melahirkan putrinya yang kemudian diberi nama Anjali. Dalam suratnya kepada anaknya yang udah disiapkan semasa hidupnya, Tina menuliskan, “Ayahmu pernah bilang, "Cinta adalah persahabatan." Aku memang jadi temannya, tapi tak akan pernah bisa jadi sahabatnya. Kini ayahmu kesepian, tapi tak akan mengatakan apa pun. Ia butuh teman; ia butuh cinta. Teman itu adalah Anjali; Cinta itu adalah Anjali. Kembalikanlah Anjali ke dalam hidup ayahmu; Kembalikan cinta pertama Anjali kepadanya. Anjali dan Rahul sudah ditakdirkan untuk saling memiliki. Inilah kebenarannya, dan inilah mimpiku” Hemm..
Gimana Non? Singkat cerita, film ini ditutup dengan bersatunya kembali cinta lama Rahul dan Anjali. Dan juga keberanian tunangan Anjali, Amman, untuk menjadi semacam the sacrifying hero alias pahlawan yang rela berkorban. Sebab ia tahu, Anjali tak mencintainya, Anjali adalah milik Rahul. Happy ending dong? Ini yang emang biasanya disuka sebagian besar penonton.
Nah, begitulah film yang konon sempat menghebohkan jagat perfilman India dan juga di negeri ini. Nggak heran juga kalo akhirnya Ashraff dan Iis Dahlia memanfaatkan popularitas film Kuch Kuch Hota Hai dengan menyanyikan soundtrack-nya, Kuch Kuch Hota Hai… (sesuatu terjadi dalam hatiku…) Wah?

 

Cinta dan persahabatan

Itulah Kuch Kuch Hota Hai, lalu bagaimana dengan kehidupan kita? Nah ini dia yang bakal kita kupas abis. Film bertema cinta emang suka bikin kita “damai” dan indah. Hidup kayaknya cuma milik kita dan orang yang jadi pujaan hati kita. Cinta emang mengalahkan segalanya. Itu sebabnya cinta acapkali dinobatkan sebagai “makhluk” yang mampu memberikan “kehidupan”. Dengan cinta, kita bisa memberikan napas segar bagi seseorang. Cinta juga bisa bikin hidup seseorang menjadi lebih indah dan terasa nikmat. Namun demikian, cinta juga acapkali bisa bikin hidup sumpek, susah, dan menderita. Itu bergantung kepada problem yang dihadapi setiap orang. Mira W, penulis novel yang sebagian besar karyanya diangkat ke sinema elektronik alias sinetron pernah menuliskan dalam salah satu novelnya; “kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta.” Wah?
Sahabat, adalah teman yang boleh dibilang dekat banget dengan kita. Sahabat adalah orang yang bener-bener bisa ngertiin kita, tempat kita curhat, dan bila perlu rela berkorban untuk kita. Ya, pokoknya lebih dari sekadar seorang teman.
Karena alasan itu pula kemudian di antara kita suka nyari-nyari teman yang bisa ngertiin siapa kita, dan kita pun care juga dengan persoalan doi. Boleh dibilang sehidup-semati deh (cieeee..). Cinta dan persahabatan bisa jadi tumbuh bersama. Ia akan memberikan angin segar bagi pelakunya. Suka maupun duka, bila dilandasi dengan cinta, merupakan bagian dari seni dalam hidup ini. Boleh dibilang nggak ada yang perlu dipusingkan. Asyik asyik aja deh. Ini namanya cinta. Memang cinta bikin hidup lebih hidup, kawan.
Nah, berkaitan dengan persoalan ini, tentu yang bakal jadi problem adalah bila kita berteman atau bersahabat dengan lawan jenis. Ini dia yang bikin berabe kayak Anjali dan Rahul di film Kuch Kuch Hota Hai itu. Awalnya sekadar berteman, bersahabat, tapi lama-lama malah timbul rasa yang bukan sekadar seneng doang. Itu wajar, bagaimana pun juga, dua insan yang berlainan jenis itu adalah “magnet”. Ia bisa saling menarik dengan kekuatan cintanya yang dahsyat. Kata pepatah jawa, witing tresno jalaran soko kulino alias cinta tumbuh karena seringnya bersama (bertemu).
Jangan salah, kalo dua insan yang berlainan jenis sering bertemu, apalagi suka curhat satu sama lain, ini bisa bikin gaswat urusan, Non. Itu namanya udah bermain api. Hati-hati bisa kebakar nanti, apalagi api asmara. Wow!
Memang, tidak semua hubungan dua jenis manusia ini selalu identik dengan pacaran, sebab ada juga yang, itu tadi, hanya bersahabat. Tapi tetep Non, ini adalah problem yang kudu diselesaikan. Bagaimanapun juga, bersahabat dengan lain jenis bikin berabe dan tentu berdosa—bila hubungannya spesial banget. Coba, udah spesial, banget lagi. Nggak harus dijelaskan, sebab kayaknya kamu juga ngerti deh apa yang kita maksud. Hati-hati!

Cinta sejati, kekasih sejati
Duh, kalo ngomong beginian penulis jadi pengen kembali ke masa remaja. Hemmm. Abisnya di situlah masa-masa indah. Nggak salah kan kalo Mbak Paramitha Rusadhi pernah nyanyiin lagu Nostalgia SMA. Ya, nostalgia SMA kita…… (tuh kan, jadi KLBK deh).
Masa remaja, saat tubuh dan jiwa kita mengalami perubahan yang kita juga kadang nggak ngeh dan nggak ngerti. Dengan kata lain, saat kita mulai “trengginas” untuk melirik-lirik lawan jenis. Saat kita merasa seneng kalo lawan jenis kita nengok ke arah kita dan memainkan ekor matanya. Lalu… plassss.. jantung terasa berhenti sejenak. Itu artinya, energi cinta kamu sedang kenceng-kencengnya.
Maka jangan heran bila ada di antara kamu yang cowok suka caper. Berbagai cara sering dicoba dalam rangka pdkt sang gadis idaman hati. Perkara hasil? Nomor dua belas! Yang penting aktualisasi diri dulu. Meski boleh dibilang, cintanya itu adalah “cinta monyet”.
Bagi sebagian besar teman remaja yang cintanya langsung disambut sang pujaan hati, karuan aja senengnya setengah hidup. Kemana-mana kayak perangko, nempeeeel terus. Yang tadinya nggak suka romantis-romantisan, saat itu ngedadak jadi pujangga karbitan. Puisi melulu yang dibikin, meski kaidah penulisannya semau gue. Ujungnya, mereka mengharap dan mengklaim, inilah cinta sejati, inilah kekasih sejati. Cintanya tak akan pernah pudar, meski laut dan pantai dipisahkan, begitulah kira-kira seperti apa yang Amy Search dan Inka Christie senandungkan dalam salah satu lagunya tentang cinta. Padahal mah tipe setia alias selingkuh tiada akhir. JJ
Tapi benarkah itu cinta sejati, kekasih sejati? Rasanya kudu kita renungkan kembali. Sebab, nggak sedikit di antara pasangan-pasangan yang katanya cocok luar-dalem itu harus mengakhiri petualangannya karena merasa bosan atau emang karena ada cinta lain di hatinya. Itukah cinta sejati dan kekasih sejati? Bukan sobat. Apalagi aktivitas pacaran emang dilarang dalam ajaran Islam. Kenapa? Karena itu adalah perbuatan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lalu yang bagaimana cinta sejati kita, dan siapa kekasih sejati kita? Imam Hasan al-Basry berkata: “Siapa yang mengetahui Rabb-nya, maka dia akan mencintai-Nya, dan siapa yang mencintai selain Allah, itu disebabkan karena kebodohan dan keterbatasannya dalam mengetahui Allah.” Lebih lanjut Imam Hasan al-Basry menyatakan bahwa mencintai Rasul-Nya tidak akan muncul kecuali dari cinta kepada Allah. Dengan kata lain, cinta sejati kita kudu diberikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah Swt. dengan kemurahan, kasih sayang, dan cinta-Nya kepada kita, Dia memberikan segalanya bagi kita; kehidupan, kesenangan, kebahagiaan, termasuk rasa cinta kepada lawan jenis. Semuanya Allah berikan tanpa kita kudu membayar sepeserpun. Pokoknya gratis. Tinggal bagaimana kita bersyukur atas nikmat yang begitu banyak diberikan kepada kita. Firman Allah Swt.:
 “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nahl [16]: 18)
Tentu saja, ini berbeda banget dengan cinta kita kepada makhluk-Nya. Dengan kata lain, kalo makhluk-Nya suka pilih-pilih dalam mencintai seseorang, maka Allah tidak pernah begitu, siapapun—termasuk orang kafir sekalipun—Allah akan berikan rizki, dan itu merupakan wujud cinta Allah kepada makhluk-makhluk-Nya. Tinggal bagaimana kita sebagai makhluk-Nya harus pandai bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Bagi kita, yang memang beriman kepada Allah, tentu saja, kita harus lebih mencintai Allah ketimbang yang lain. Firman Allah Swt.:
 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 165)
Jadi cinta sejati kita adalah cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kekasih sejati kita adalah jelas Allah dan Rasul-Nya. Karena alasan itu pula, Handlolah al-Gusail lebih memilih jihad untuk memerangi orang-orang kafir saat Rasulullah menyeru kaum Muslimin untuk berangkat ke medan perang, ketimbang “bulan madu” bersama istri yang baru sehari dinikahinya. Dan di medan jihad itu, Handlolah menemui kekasih sejatinya. Handlolah syahid sebagai pejuang Islam. Handlolah hidup dan mati karena cinta kepada Allah. Bagaimana dengan kita? Rasanya kita kudu merenungkan kembali dalam-dalam. Jangan-jangan kita lebih mencintai dunia dan perhiasannya ketimbang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Ah, jangan sampe deh.
Insya Allah, bila kita mencintai Allah dengan sepenuh hati kita—tanpa ada sedikitpun keraguan dalam hati kita—nikmatnya bener-bener terasa. Indahnya nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sebab memang nilainya terlalu tinggi bila sekadar dibandingkan dengan cinta kita kepada selain Allah dan Rasul-Nya. Apa saja permintaan dari Allah dan Rasul-Nya, senantiasa kita berikan dengan sepenuh hati kita. Nggak pernah merasa enggan untuk menolak, sebab kita yakin, bahwa Allah akan membalas cinta kita dengan nikmat yang banyak.
Pastikan bahwa prioritas cinta kita hanya untuk Allah dan Rasul-Nya. Tidak untuk yang lain. Sebab, yakinlah bahwa keberadaan kita di dunia inipun, juga karena cinta-Nya. Jadi, nggak perlulah kita terbius oleh cinta kepada selain Allah. Suka rugi dan kecewa hati. Bener.

Aduh, lagunya aja bikin hati kita berbunga-bunga, apalagi filmnya? Wow, dijamin bagi remaja yang lagi dimabuk cinta bisa “tentrem” banget. Gimana nggak, meski ceritanya “pasaran”, tapi plotnya menarik. Dimulai dari tengah, kemudian melakukan kilas balik, lalu kembali lagi untuk melanjutkan cerita hingga akhir. Teknik plot seperti ini memang sudah cukup lazim digunakan sekarang, dan Kuch Kuch Hota Hai telah melakukannya dengan cukup baik.
Seperti kebanyakan film India lainnya, Kuch Kuch Hota Hai sarat dengan adegan ngelilingi pohon dan tiang sambil diiringi dengan nyanyian dan tarian. Sebetulnya, film ini boleh dibilang udah kadaluwarsa, Non. Buktinya, film besutan sutradara Karan Johar yang berdurasi 184 menit ini dibuat pada tahun 1997 di negeri asalnya. Namun karena di stasiun televisi Indosiar ditayangkan kembali sampe tiga kali dalam tiga minggu terakhir ini, jadi deh teman-teman remaja yang hobi nonton aksi bintang-bintang Bollywood (Hollywood-nya negeri Tuan Takur) jadi ikutan ber-hmmm…hmmm..hmmm…. (tahu kan yang kita maksud?)
Syair-syair dalam soundtrack-nya aja bikin yang lagi kasmaran “kelenger”, simak ya senandungnya Udit Naryan dan Alka Yagnik ini; Tum paas aaye, yun muskuraaye (kau hampiri diriku, tersenyum manisnya)/ Tumne na jaane kya sapne dikhaaye (tanpa sadari kau berikan impian padaku). Walah, bagi para bujangan atawa para gadis, bisa bikin jantung berdetak dua kali lebih kenceng, tuh.
Sekadar tahu saja, sebab kita yakin deh kamu-kamu udah gaul banget dengan cerita ini. Film yang dibintangi Shahrukh Khan (Rahul), Kajol (Anjali), Rani Mukherjee (Tina) dan Salman Khan (Amman) ini bercerita tentang cinta dan persahabatan. Rahul dan Anjali adalah dua bersahabat semasa kuliah. Teman bermain basket. Rahul yang playboy; Anjali yang tomboy. Keduanya kompak, populer di kampus, dan terlibat hubungan benci-suka yang unik. Terus gimana? Hubungan mereka ‘tercemar’ benih-benih cinta, tapi lucunya keduanya nggak mau mengakui. Keadaan ini makin parah dengan munculnya Tina, mahasiswi baru, putri sang rektor. Singkat cerita Rahul “takluk” oleh Tina, dan tragisnya, Anjali sempat jadi “tempat berlatih” Rahul untuk menyatakan cintanya pada Tina. Sampai di sini kayaknya yang pada nonton udah nyiapin ember buat nampung air mata. Sedih dan tragis emang.
Akhirnya Anjali memilih tak meneruskan kuliah dan meninggalkan Rahul-Tina. Lalu gimana lanjutannya? Well, Tina nyadar kalo dirinya telah memutuskan jalinan cinta Rahul-Anjali. Rahul-Tina jadi menikah, tapi akhirnya Tina meninggal saat melahirkan putrinya yang kemudian diberi nama Anjali. Dalam suratnya kepada anaknya yang udah disiapkan semasa hidupnya, Tina menuliskan, “Ayahmu pernah bilang, "Cinta adalah persahabatan." Aku memang jadi temannya, tapi tak akan pernah bisa jadi sahabatnya. Kini ayahmu kesepian, tapi tak akan mengatakan apa pun. Ia butuh teman; ia butuh cinta. Teman itu adalah Anjali; Cinta itu adalah Anjali. Kembalikanlah Anjali ke dalam hidup ayahmu; Kembalikan cinta pertama Anjali kepadanya. Anjali dan Rahul sudah ditakdirkan untuk saling memiliki. Inilah kebenarannya, dan inilah mimpiku” Hemm..
Gimana Non? Singkat cerita, film ini ditutup dengan bersatunya kembali cinta lama Rahul dan Anjali. Dan juga keberanian tunangan Anjali, Amman, untuk menjadi semacam the sacrifying hero alias pahlawan yang rela berkorban. Sebab ia tahu, Anjali tak mencintainya, Anjali adalah milik Rahul. Happy ending dong? Ini yang emang biasanya disuka sebagian besar penonton.
Nah, begitulah film yang konon sempat menghebohkan jagat perfilman India dan juga di negeri ini. Nggak heran juga kalo akhirnya Ashraff dan Iis Dahlia memanfaatkan popularitas film Kuch Kuch Hota Hai dengan menyanyikan soundtrack-nya, Kuch Kuch Hota Hai… (sesuatu terjadi dalam hatiku…) Wah?

 

Cinta dan persahabatan

Itulah Kuch Kuch Hota Hai, lalu bagaimana dengan kehidupan kita? Nah ini dia yang bakal kita kupas abis. Film bertema cinta emang suka bikin kita “damai” dan indah. Hidup kayaknya cuma milik kita dan orang yang jadi pujaan hati kita. Cinta emang mengalahkan segalanya. Itu sebabnya cinta acapkali dinobatkan sebagai “makhluk” yang mampu memberikan “kehidupan”. Dengan cinta, kita bisa memberikan napas segar bagi seseorang. Cinta juga bisa bikin hidup seseorang menjadi lebih indah dan terasa nikmat. Namun demikian, cinta juga acapkali bisa bikin hidup sumpek, susah, dan menderita. Itu bergantung kepada problem yang dihadapi setiap orang. Mira W, penulis novel yang sebagian besar karyanya diangkat ke sinema elektronik alias sinetron pernah menuliskan dalam salah satu novelnya; “kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta.” Wah?
Sahabat, adalah teman yang boleh dibilang dekat banget dengan kita. Sahabat adalah orang yang bener-bener bisa ngertiin kita, tempat kita curhat, dan bila perlu rela berkorban untuk kita. Ya, pokoknya lebih dari sekadar seorang teman.
Karena alasan itu pula kemudian di antara kita suka nyari-nyari teman yang bisa ngertiin siapa kita, dan kita pun care juga dengan persoalan doi. Boleh dibilang sehidup-semati deh (cieeee..). Cinta dan persahabatan bisa jadi tumbuh bersama. Ia akan memberikan angin segar bagi pelakunya. Suka maupun duka, bila dilandasi dengan cinta, merupakan bagian dari seni dalam hidup ini. Boleh dibilang nggak ada yang perlu dipusingkan. Asyik asyik aja deh. Ini namanya cinta. Memang cinta bikin hidup lebih hidup, kawan.
Nah, berkaitan dengan persoalan ini, tentu yang bakal jadi problem adalah bila kita berteman atau bersahabat dengan lawan jenis. Ini dia yang bikin berabe kayak Anjali dan Rahul di film Kuch Kuch Hota Hai itu. Awalnya sekadar berteman, bersahabat, tapi lama-lama malah timbul rasa yang bukan sekadar seneng doang. Itu wajar, bagaimana pun juga, dua insan yang berlainan jenis itu adalah “magnet”. Ia bisa saling menarik dengan kekuatan cintanya yang dahsyat. Kata pepatah jawa, witing tresno jalaran soko kulino alias cinta tumbuh karena seringnya bersama (bertemu).
Jangan salah, kalo dua insan yang berlainan jenis sering bertemu, apalagi suka curhat satu sama lain, ini bisa bikin gaswat urusan, Non. Itu namanya udah bermain api. Hati-hati bisa kebakar nanti, apalagi api asmara. Wow!
Memang, tidak semua hubungan dua jenis manusia ini selalu identik dengan pacaran, sebab ada juga yang, itu tadi, hanya bersahabat. Tapi tetep Non, ini adalah problem yang kudu diselesaikan. Bagaimanapun juga, bersahabat dengan lain jenis bikin berabe dan tentu berdosa—bila hubungannya spesial banget. Coba, udah spesial, banget lagi. Nggak harus dijelaskan, sebab kayaknya kamu juga ngerti deh apa yang kita maksud. Hati-hati!

Cinta sejati, kekasih sejati
Duh, kalo ngomong beginian penulis jadi pengen kembali ke masa remaja. Hemmm. Abisnya di situlah masa-masa indah. Nggak salah kan kalo Mbak Paramitha Rusadhi pernah nyanyiin lagu Nostalgia SMA. Ya, nostalgia SMA kita…… (tuh kan, jadi KLBK deh).
Masa remaja, saat tubuh dan jiwa kita mengalami perubahan yang kita juga kadang nggak ngeh dan nggak ngerti. Dengan kata lain, saat kita mulai “trengginas” untuk melirik-lirik lawan jenis. Saat kita merasa seneng kalo lawan jenis kita nengok ke arah kita dan memainkan ekor matanya. Lalu… plassss.. jantung terasa berhenti sejenak. Itu artinya, energi cinta kamu sedang kenceng-kencengnya.
Maka jangan heran bila ada di antara kamu yang cowok suka caper. Berbagai cara sering dicoba dalam rangka pdkt sang gadis idaman hati. Perkara hasil? Nomor dua belas! Yang penting aktualisasi diri dulu. Meski boleh dibilang, cintanya itu adalah “cinta monyet”.
Bagi sebagian besar teman remaja yang cintanya langsung disambut sang pujaan hati, karuan aja senengnya setengah hidup. Kemana-mana kayak perangko, nempeeeel terus. Yang tadinya nggak suka romantis-romantisan, saat itu ngedadak jadi pujangga karbitan. Puisi melulu yang dibikin, meski kaidah penulisannya semau gue. Ujungnya, mereka mengharap dan mengklaim, inilah cinta sejati, inilah kekasih sejati. Cintanya tak akan pernah pudar, meski laut dan pantai dipisahkan, begitulah kira-kira seperti apa yang Amy Search dan Inka Christie senandungkan dalam salah satu lagunya tentang cinta. Padahal mah tipe setia alias selingkuh tiada akhir. JJ
Tapi benarkah itu cinta sejati, kekasih sejati? Rasanya kudu kita renungkan kembali. Sebab, nggak sedikit di antara pasangan-pasangan yang katanya cocok luar-dalem itu harus mengakhiri petualangannya karena merasa bosan atau emang karena ada cinta lain di hatinya. Itukah cinta sejati dan kekasih sejati? Bukan sobat. Apalagi aktivitas pacaran emang dilarang dalam ajaran Islam. Kenapa? Karena itu adalah perbuatan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Lalu yang bagaimana cinta sejati kita, dan siapa kekasih sejati kita? Imam Hasan al-Basry berkata: “Siapa yang mengetahui Rabb-nya, maka dia akan mencintai-Nya, dan siapa yang mencintai selain Allah, itu disebabkan karena kebodohan dan keterbatasannya dalam mengetahui Allah.” Lebih lanjut Imam Hasan al-Basry menyatakan bahwa mencintai Rasul-Nya tidak akan muncul kecuali dari cinta kepada Allah. Dengan kata lain, cinta sejati kita kudu diberikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah Swt. dengan kemurahan, kasih sayang, dan cinta-Nya kepada kita, Dia memberikan segalanya bagi kita; kehidupan, kesenangan, kebahagiaan, termasuk rasa cinta kepada lawan jenis. Semuanya Allah berikan tanpa kita kudu membayar sepeserpun. Pokoknya gratis. Tinggal bagaimana kita bersyukur atas nikmat yang begitu banyak diberikan kepada kita. Firman Allah Swt.:
 “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nahl [16]: 18)
Tentu saja, ini berbeda banget dengan cinta kita kepada makhluk-Nya. Dengan kata lain, kalo makhluk-Nya suka pilih-pilih dalam mencintai seseorang, maka Allah tidak pernah begitu, siapapun—termasuk orang kafir sekalipun—Allah akan berikan rizki, dan itu merupakan wujud cinta Allah kepada makhluk-makhluk-Nya. Tinggal bagaimana kita sebagai makhluk-Nya harus pandai bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Bagi kita, yang memang beriman kepada Allah, tentu saja, kita harus lebih mencintai Allah ketimbang yang lain. Firman Allah Swt.:
 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 165)
Jadi cinta sejati kita adalah cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Kekasih sejati kita adalah jelas Allah dan Rasul-Nya. Karena alasan itu pula, Handlolah al-Gusail lebih memilih jihad untuk memerangi orang-orang kafir saat Rasulullah menyeru kaum Muslimin untuk berangkat ke medan perang, ketimbang “bulan madu” bersama istri yang baru sehari dinikahinya. Dan di medan jihad itu, Handlolah menemui kekasih sejatinya. Handlolah syahid sebagai pejuang Islam. Handlolah hidup dan mati karena cinta kepada Allah. Bagaimana dengan kita? Rasanya kita kudu merenungkan kembali dalam-dalam. Jangan-jangan kita lebih mencintai dunia dan perhiasannya ketimbang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Ah, jangan sampe deh.
Insya Allah, bila kita mencintai Allah dengan sepenuh hati kita—tanpa ada sedikitpun keraguan dalam hati kita—nikmatnya bener-bener terasa. Indahnya nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Sebab memang nilainya terlalu tinggi bila sekadar dibandingkan dengan cinta kita kepada selain Allah dan Rasul-Nya. Apa saja permintaan dari Allah dan Rasul-Nya, senantiasa kita berikan dengan sepenuh hati kita. Nggak pernah merasa enggan untuk menolak, sebab kita yakin, bahwa Allah akan membalas cinta kita dengan nikmat yang banyak.
Pastikan bahwa prioritas cinta kita hanya untuk Allah dan Rasul-Nya. Tidak untuk yang lain. Sebab, yakinlah bahwa keberadaan kita di dunia inipun, juga karena cinta-Nya. Jadi, nggak perlulah kita terbius oleh cinta kepada selain Allah. Suka rugi dan kecewa hati. Bener.