Distribusi ukuran butiran kasar ditentukan dengan
metode pengayakan atau sieving. Sedangkan untuk tanah berbutir
halus ditentukan dengan metode sedimentasi pengendapan dengan alat Hidrometer. Pada metode pengayakan alat yang
digunakan adalah susunan saringan seperti yang terlihat pada Gambar 1, dan
sampel butiran-butiran kering ditaruh pada ayakan dengan ukuran saringan
seperti yang terlihat pada Tabel 1,
ukuran yang paling besar ditempatkan paling atas. Kemudian saringan digetarkan
dan butiran-butiran akan tertinggal pada masing-masing saringan sesuai dengan
ukuran dan prosentasinya.
Gambar 1. Susunan Saringan
Tabel 1. Ukuran ayakan
Saringan
|
Saringan
|
(Inc)
|
(mm)
|
No.10
|
2.100
|
No.16
|
1.180
|
No.30
|
0.600
|
No.40
|
0.425
|
No.60
|
0.250
|
No.100
|
0.150
|
No.200
|
0.074
|
Dari hasil pengayakan, kemudian
dihitung dan dicari persentasi komulatifnya, dari hasil tersebut kemudian
digambarkan menjadi grafik gradasi butir. Setiap satu sampel tanah mempunyai satu kurva.
Berikut ini contoh analisa ayakan dengan sampel tanah seberat 300 gram. Diketahui Berat
bahan kering = 300 gram
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Saringan
|
Berat Tertahan
|
Ʃberat Tertahan
|
Jumlah Persen (%)
|
||
(Inc)
|
(mm)
|
(gram)
|
(gram)
|
Tertahan
|
Lewat
|
No.10
|
2.100
|
0
|
0
|
0.00
|
100.00
|
No.16
|
1.180
|
9.9
|
9.9
|
3.30
|
96.70
|
No.30
|
0.600
|
24.66
|
34.56
|
11.52
|
88.48
|
No.40
|
0.425
|
40.5
|
75.06
|
25.02
|
74.98
|
No.60
|
0.250
|
60.9
|
135.96
|
45.32
|
54.68
|
No.100
|
0.150
|
70.2
|
206.16
|
68.72
|
31.28
|
No.200
|
0.074
|
60.5
|
266.66
|
88.89
|
11.11
|
PAN
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
Kolom 1 dan 2 adalah ukuran
saringan, untuk kolom 1 saringan dalam satuan inc, semetara untuk kolom 2 dalam
satuan mm.
Kolom 3 adalah berat tertahan,
berat tertahan adalah berat butiran-butiran tanah yang tertinggal pada
masing-masing ayakan, yang kemudian ditimbang beratnya.
Kolom 4, adalah jumlah berat
tertahan, didapat dari menjumlahkan secara komulatif pada masing-masing ayakan
(dihitung zigzag).
Kolom 5, adalah persentase berat
tertahan, di dapat dari jumlah berat terahan (kolom 3) dibagi dengan massa
total tanah dikalikan 100%.
contoh perhitungan :
Kolom 5, adalah persentase
lolos, didapat dari persentase 100% dikurangi persentase masing-masing
saringan.
contoh perhitungan :
Berikut ini adalah hasil
penggambaran dari tabel percobaan tanah diatas seperti yang terlihat pada
Gambar 2:
Gambar 2. Grafik dari hasil analisa saringan
Kurva A adalah kurva hasil
ayakan pada percobaan tanah diatas, dari grafik kurva A, dapat dicari nilai Cu
(coefisien Uniformitad), CC (Curvature
Coefisient).
Cu
(Coefisien Uniformitad) Adalah Koefisien keseragaman dimana
menunjukkan kemiringan kurva dan menunjukkan sifat seragam (uniform) tanah.
Cu makin kecil, kurva makin curam, dan butir tanah makin seragam. Sebaliknya Cu
makin besar, kurva landai, butir-butir tatah terdiri makin banyak
ukuran butir (makin tidak seragam). Ukuran Cu minimal 1, yang betarti semua
butiran berukuran sama.
Cc (Curvature Coefisient) Adalah
Koefisien gradasi
Untuk mencari nilai Cu dan Cc, terlebih dahulu harus
mencari nilai D10, D30, dan D60. Definis dari
adalah sebagi berikut :
D10 = Diameter yang bersesuaian dengan 10%
lobos ayakan.
D30 = Diameter yang bersesuaian dengan 30%
lobos ayakan.
D60 = Diameter
yang bersesuaian dengan 60% lobos ayakan.
Nilai
dari D10, D30, dan
D60. diperoleh dari kurva A, yaitu seperti Gambar 3.
Gambar 3. Nilai D10, D30,
dan D60
Sehingga
nilai dari D10, D30,
dan D60 adalah :
D10 = 0.08
D30 = 0.16
D60 = 0.33
Untuk mencari nilai Cu perhitungannya dengan cara
sebagai berikut :
Untuk mencari nilai Cc perhitungannya dengan cara
sebagai berikut :
Suatu tanah dianggap
lengkungnya baik jika 1 < Cc < 3 dan jelek jika Cc < 1 dan Cc > 3
Gradasi
baik (well graded) dan gardasi jelek (poorly graded)
Kerikil disebut bergradasi baik jika dipenuhi Cu <
4 dan 1 < Cc < 3 dipenuhi, jika tidak maka termasuk bergradasi jelek.
Pasir bergradasi baik jika Cu
> 6 dan 1 < Cc < 3, kedua
kriteria harus dipenuhi, jika tidak maka disebut
bergradasi jelek.
Pada gambar kurva diatas semakin ke kiri bararti makin
kasar, dan makin ke kanan maka kondisi tanah makin halus. Tanah dengan kurva semakin tegak berarti
variasi kuran butiran makin sedikit, atau butir-butirannya makin seragam (Uniform). Kurva makin landai berarti ukuran butir makin banyak variasinya atau gradasi
makin baik.
untuk
mencari persentase suatu fraksi yang ada dalam tanah dapat diketahui dari
perpotongan kurva dengan batas-batas butir fraksi atau kriteria rentang ukuran
partikel, misalnya krikil adalah butiran yang ukurannya > 2 (Ayakan no 10)
kemudian di baca dalam ayakan nilai persentasenya, selanjutnya persentase 100%
dikurangi nilai persentase dari ayakan no 10.
contoh
:
Kerikil
= 100 % - 100% = 0
Pasir = 100% - 11.11% = 88.89%
Lanau
dan Lempung = 100% - jumlah dari kerikil dan pasir (0 + 88.89)
= 100 -
88.89
=
11.11%
sehingga berdasarkan gradasinya
tanah tersebut adalah :
Tanah berbutir kasar = kerikil + pasir
=
88.89%
Tanah berbutir halus = lanau + lempung
=
11.11%
Dari contoh diatas, bahwa tanah selalu terdiri atas
campuran dari beberapa fraksi. Jika fraksinya lebih besar dari #200 (0.075 mm)
lebih dari 50% disebut tanah berbutir kasar, jika lebih kecil dari 50% disebut
tanah berbutir halus.
0 komentar:
Posting Komentar