Hidup penuh perjuangan

Selasa, 19 Januari 2016

A.    Definisi
Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat (Sagel, Kole, Kusuma, 1993). Menurut Winter dan Nilson, 1993, beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Sedangkan menurut Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.
Air dan semen dalam campuran beton berfungsi sebagai bahan pengikat, sedangkan batuan (pasir dan kerikil) berfungsi sebagai bahan pengisi (filler). Bahan-bahan beton setelah dicampur merata akan menghasilkan suatu campuran yang plastis yang disebut adukan yang akan dituang ke dalam cetakan (bekisting) yang dibuat sedemikian rupa hingga sesuai dengan bentuk padat yang diinginkan. Biasanya beton dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi beton bertulang, beton bertulang ini yang nantinya akan menjadi bahan bangunan untuk pembuatan gedung, jalan raya, jembatan, bangunan pengairan, dan lain-lain.
Untuk membuat campuran beton ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya kualitas agregat (halus dan kasar) dan air pencampur, sementara untuk semen disarankan tidak diuji karena sudah berupa prodak jadi.
B.     Unsur Pembentuk Beton
1.      Agregat
Di dalam SNI 03-2847-2002, agregat didefinisikan sebagai material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidrolik.
Agregat dibagi atas 2 (dua) macam yaitu :
A.         Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm (SNI 03-2847-2002)
Menurut SK SNI T-15-1990-03 yang diadopsi dari British Standar agregat halus dikelompokkan dalam empat zone (daerah) seperti berikut :
Lubang
Ayakan (mm)
Prosen Berat Butir yang Lewat Ayakan
I
II
III
IV
10
100
-
100
100
-
100
100
-
100
100
-
100
4,8
90
-
100
90
-
100
90
-
100
95
-
100
2,4
60
-
95
75
-
100
85
-
100
95
-
100
1,2
30
-
70
55
-
90
75
-
100
90
-
100
0,6
15
-
34
35
-
59
60
-
79
80
-
100
0,3
5
-
20
8
-
30
12
-
40
15
-
50
0,15
0
-
10
0
-
10
0
-
10
0
-
15

B.         Agregat Kasar
Agregat kasar adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5,0 mm sampai 40 mm (SNI 03-2847-2002)
Menurut SNI 03-2834-2000, susunan agregat kasar harus masuk dalam syarat-syarat batas susunan agregat kasar, berikut ini Tabel syarat batas susunan agregat kasar.
Ukuran Mata Ayakan (mm)
Persentase Berat Bagian Yang Lewat Ayakan
Ukuran Nominal Agregat (mm)
38,1-4,76
19,0-4,76
9,6-4,76
38,1
95-100
100
 -
19
37-70
95-100
100
9,6
10-40
30-60
50-85
4,76
0-5
0-10
0-10

2.      Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hal pembuatan beton. Pada pembuatan beton, air diperlukan dalam proses pengadukan untuk melarutkan semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan semen) yang kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan, penuangan, maupun pemadatan.

3.      Semen
Semen adalah material  yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-agregat menjadi suatu masa yang padat yang mempunyai kekuatan yang cukup (Winter dan Nilson, 1993).

4.      Bahan Tambah
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonnya.

C.      Perhitungan Campuran Beton
Untuk dapat menentukan perbandingan bahan dalam suatu campuran beton, maka harus dilakukan perhitungan. Adapun perhitungan untuk menentukan campuran beton banyak metodenya, diantarannya perhitungan menurut SNI 03-2834-2000
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
1.      Ambil kuat tekan yang disyaratkan f’c = .... MPa pada umur tertentu.
2.      Hitung deviasi standar (s).
3.      Hitung nilai tambah yaitu m = 1.64 (s).
4.      Hitung kuat tekan rata-rata yang ditargetkan yaitu f’cr = f’c + m.
5.      Tetapkan jenis semen.
6.      Tentukan jenis agregat kasar dan halus.
7.      Tentukan Faktor Air Semen (FAS) bebas.
8.      Tentukan FAS maksimum.
9.      Tetapkan slump.
10.  Tetapkan ukuran agregat maksimum.
11.  Tentukan nilai kadar air bebas.
12.  Hitung jumlah semen yaitu langkah 11 : 8.
13.  Jumlah semen maksimum.
14.  Jumlah semen minimum.
15.  Tetapkan FAS yang disesuaikan.
16.  Tetapkan susunan besar butir agregat halus.
17.  Tetapkan susunan agregat kasar atau gabungan.
18.  Tetapkan prosentase agregat halus.
19.  Tetapkan berat jenis relatif, agregat (kering permukaan).
20.  Tentukan berat isi beton.
21.  Hitung kadar agregat gabungan yaitu langkah 20 - 12 - 11.
22.  Hitung kadar agregat halus yaitu langkah 18 x 21.
23.  Hitung kadar agregat kasar yaitu langkah 21 - 22.
24.  Didapat proporsi campuran.
25.  Koreksi campuran.
Bahasan lebih spesifik mengenai perhitungan campuran beton dapat dilihat pada Postingan 
Tata cara perhiungan campuran beton atau buka di link berikut 

0 komentar:

Posting Komentar