Hidup penuh perjuangan

Selasa, 12 Januari 2016

A.    Pondasi tiang
Secara umum, pondasi tiang adalah elemen struktur yang berfungsi meneruskan beban kepada tanah, baik beban arah vertikal maupun horizontal. Namun demikian fungsi pondasi tiang lebih dari itu, dan penerapannya untuk masalah-masalah lain cukup banyak diantaranya :
1.      Untuk memikul beban struktur atas
2.      Untuk menahan gaya angkat (up-lift) pada pondasi atau dok dibawah muka air
3.      Untuk memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran dimana tiang kemudian dapat ditarik kembali
4.      Untuk mengurangi penurunan (sistem tiang rait dan cerucuk)
5.      Untuk pondasi mesin, mengurangi amplitude getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
6.      untuk memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dapat mengalami erosi
7.      Untuk menahan longsoran
8.      Sebagai barisan tiang (soldier piles)
Suatu faktor keamanan biasanya digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan variasi daya dukung tiang akibat kondisi tanah mapun meode konstruksi atau untuk menghindari penurunan secara berlebihan yang dapat membahayakan struktru diatasnya.
Pondasi tiang memperoleh daya dukungnya dari gesekan antara selimut tiang dengan tanah dan dari tahanan ujungnya. Kedua komponen tersebut dapat bekerja bersama mapun terpisah, namun demikian pada suatu pondasi tiang salahsatu dari komponen tersebut dapat lebih dominan. Tiang yang memiliki tahanan ujung lebih dominan daripada tahanan selimutnya disebut tiang tahanan ujung (tip bearing pile) sebaliknya bila tahanan selimutnya lebih tinggi maka disebut tiang gesekan (friction pile)
B.       Klasifikasi Pondasi tiang
Berdasarkan metode instalasinya, pondasi tiang dapat diklasifikasikan menjadi :
1.      Tiang pancang
Pondasi tiang pancang merupakan pondasi tiang yang dibuat terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman tertentu. Metode yang paling umum untuk memasukkan tiang kedalam tanah adalah dengan memukul kepala tiang berulang kali dengan sebuah palu khusus yang disebut sebagai pemancangan tiang. Namun demikian istilah pemancangan tiang hanya terbatas pada pemukulan kepala tiang dengan palu saja, tetapi juga meliputi metode peggetaran tiang dan penekanan tiang secara hidrolis. Pondasi tiang yang dipancang umumnya menyebabkan desakan dalam tanah sehingga mencapai tegangan kontak antara selimut tiang dengan tanah yang relatif lebih besar dibandingkan dengan tiang bor.
2.      Tiang Bor
Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara membuat sebuah lubang bor dengan diameter tertentu hingga kedalaman yang diinginkan. Umumnya tulangan yang telah dirangkai kemudian dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan diikuti dengan pengisian material beton ke dalam lubang bor tersebut.
Kedua jenis tiang di atas dibedakan karena mekanisme pemikulan beban yang relatif berbeda, sehingga secara empirik menghasilkan daya dukung yang berbeda, pengendalian mutu yang berbeda, dan cara evaluasi yang berbeda pula untuk masing-masing jenis tiang tersebut.
C.       Persyaratan Pondasi Tiang
Beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi tiang adalah sebagai berikut :
1.      Beban yang diterima oleh pondasi tidak boleh mengakibatkan tegangan yang melebihi daya dukung tanah mapun kekuatan bahan tiang untuk menjamin keamanan pondasi tiang tersebut
2.      Deformsi yang terjadi pada pondasi tiang baik deformasi aksial maupun lateral, tidak boleh melebihi deformasi maksimum yang disyaratkan sehingga tidak  mengakibatkan kerusakan struktur
3.      Pengendalian atau pencegahan efek dari metode konstruksi pondasi seperti misalnya getaran saat pemancangan, galian atau pekerjaan pondasi yang lain untuk membatasi pergerakan bangunan atau struktur lain disekitarnya.


0 komentar:

Posting Komentar