A. Pondasi
tiang
Secara
umum, pondasi tiang adalah elemen struktur yang berfungsi meneruskan beban
kepada tanah, baik beban arah vertikal maupun horizontal. Namun demikian fungsi
pondasi tiang lebih dari itu, dan penerapannya untuk masalah-masalah lain cukup
banyak diantaranya :
1. Untuk
memikul beban struktur atas
2. Untuk
menahan gaya angkat (up-lift) pada
pondasi atau dok dibawah muka air
3. Untuk
memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran dimana tiang kemudian dapat ditarik
kembali
4. Untuk
mengurangi penurunan (sistem tiang rait dan cerucuk)
5. Untuk
pondasi mesin, mengurangi amplitude getaran dan frekuensi alamiah dari sistem
6. untuk
memberikan tambahan faktor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dapat
mengalami erosi
7. Untuk
menahan longsoran
8. Sebagai
barisan tiang (soldier piles)
Suatu
faktor keamanan biasanya digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan variasi
daya dukung tiang akibat kondisi tanah mapun meode konstruksi atau untuk
menghindari penurunan secara berlebihan yang dapat membahayakan struktru
diatasnya.
Pondasi
tiang memperoleh daya dukungnya dari gesekan antara selimut tiang dengan tanah
dan dari tahanan ujungnya. Kedua komponen tersebut dapat bekerja bersama mapun
terpisah, namun demikian pada suatu pondasi tiang salahsatu dari komponen
tersebut dapat lebih dominan. Tiang yang memiliki tahanan ujung lebih dominan
daripada tahanan selimutnya disebut tiang tahanan ujung (tip bearing pile) sebaliknya bila tahanan selimutnya lebih tinggi
maka disebut tiang gesekan (friction pile)
B. Klasifikasi
Pondasi tiang
Berdasarkan
metode instalasinya, pondasi tiang dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tiang
pancang
Pondasi
tiang pancang merupakan pondasi tiang yang dibuat terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman tertentu. Metode yang
paling umum untuk memasukkan tiang kedalam tanah adalah dengan memukul kepala
tiang berulang kali dengan sebuah palu khusus yang disebut sebagai pemancangan
tiang. Namun demikian istilah pemancangan tiang hanya terbatas pada pemukulan
kepala tiang dengan palu saja, tetapi juga meliputi metode peggetaran tiang dan
penekanan tiang secara hidrolis. Pondasi tiang yang dipancang umumnya
menyebabkan desakan dalam tanah sehingga mencapai tegangan kontak antara selimut
tiang dengan tanah yang relatif lebih besar dibandingkan dengan tiang bor.
2. Tiang
Bor
Sebuah
tiang bor dikonstruksikan dengan cara membuat sebuah lubang bor dengan diameter
tertentu hingga kedalaman yang diinginkan. Umumnya tulangan yang telah
dirangkai kemudian dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan diikuti dengan
pengisian material beton ke dalam lubang bor tersebut.
Kedua
jenis tiang di atas dibedakan karena mekanisme pemikulan beban yang relatif
berbeda, sehingga secara empirik menghasilkan daya dukung yang berbeda,
pengendalian mutu yang berbeda, dan cara evaluasi yang berbeda pula untuk
masing-masing jenis tiang tersebut.
C. Persyaratan
Pondasi Tiang
Beberapa
persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi tiang adalah sebagai
berikut :
1. Beban
yang diterima oleh pondasi tidak boleh mengakibatkan tegangan yang melebihi
daya dukung tanah mapun kekuatan bahan tiang untuk menjamin keamanan pondasi
tiang tersebut
2. Deformsi
yang terjadi pada pondasi tiang baik deformasi aksial maupun lateral, tidak
boleh melebihi deformasi maksimum yang disyaratkan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan struktur
3. Pengendalian
atau pencegahan efek dari metode konstruksi pondasi seperti misalnya getaran
saat pemancangan, galian atau pekerjaan pondasi yang lain untuk membatasi
pergerakan bangunan atau struktur lain disekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar